Archive for 2012


Pemrograman berorientasi objek (object-oriented programming disingkat OOP) merupakan paradigma pemrograman yang berorientasikan kepada objek. Semua data dan fungsi di dalam paradigma ini dibungkus dalam kelas-kelas atau objek-objek. Bandingkan dengan logika pemrograman terstruktur. Setiap objek dapat menerima pesan, memproses data, dan mengirim pesan ke objek lainnya,
Model data berorientasi objek dikatakan dapat memberi fleksibilitas yang lebih, kemudahan mengubah program, dan digunakan luas dalam teknik piranti lunak skala besar. Lebih jauh lagi, pendukung OOP mengklaim bahwa OOP lebih mudah dipelajari bagi pemula dibanding dengan pendekatan sebelumnya, dan pendekatan OOP lebih mudah dikembangkan dan dirawat.
== Konsep dasar dari Pemrograman Berorientasi Objek Pemrograman orientasi-objek menekankan konsep berikut:
  • Kelas — kumpulan atas definisi data dan fungsi-fungsi dalam suatu unit untuk suatu tujuan tertentu. Sebagai contoh 'class of dog' adalah suatu unit yang terdiri atas definisi-definisi data dan fungsi-fungsi yang menunjuk pada berbagai macam perilaku/turunan dari anjing. Sebuah class adalah dasar dari modularitas dan struktur dalam pemrograman berorientasi object. Sebuah class secara tipikal sebaiknya dapat dikenali oleh seorang non-programmer sekalipun terkait dengan domain permasalahan yang ada, dan kode yang terdapat dalam sebuah class sebaiknya (relatif) bersifat mandiri dan independen (sebagaimana kode tersebut digunakan jika tidak menggunakan OOP). Dengan modularitas, struktur dari sebuah program akan terkait dengan aspek-aspek dalam masalah yang akan diselesaikan melalui program tersebut. Cara seperti ini akan menyederhanakan pemetaan dari masalah ke sebuah program ataupun sebaliknya.
  • Abstraksi - Kemampuan sebuah program untuk melewati aspek informasi yang diproses olehnya, yaitu kemampuan untuk memfokus pada inti. Setiap objek dalam sistem melayani sebagai model dari "pelaku" abstrak yang dapat melakukan kerja, laporan dan perubahan keadaannya, dan berkomunikasi dengan objek lainnya dalam sistem, tanpa mengungkapkan bagaimana kelebihan ini diterapkan. Proses, fungsi atau metode dapat juga dibuat abstrak, dan beberapa teknik digunakan untuk mengembangkan sebuah pengabstrakan.
  • Enkapsulasi - Memastikan pengguna sebuah objek tidak dapat mengganti keadaan dalam dari sebuah objek dengan cara yang tidak layak; hanya metode dalam objek tersebut yang diberi izin untuk mengakses keadaannya. Setiap objek mengakses interface yang menyebutkan bagaimana objek lainnya dapat berinteraksi dengannya. Objek lainnya tidak akan mengetahui dan tergantung kepada representasi dalam objek tersebut.
  • Polimorfisme melalui pengiriman pesan. Tidak bergantung kepada pemanggilan subrutin, bahasa orientasi objek dapat mengirim pesan; metode tertentu yang berhubungan dengan sebuah pengiriman pesan tergantung kepada objek tertentu di mana pesa tersebut dikirim. Contohnya, bila sebuah burung menerima pesan "gerak cepat", dia akan menggerakan sayapnya dan terbang. Bila seekor singa menerima pesan yang sama, dia akan menggerakkan kakinya dan berlari. Keduanya menjawab sebuah pesan yang sama, namun yang sesuai dengan kemampuan hewan tersebut. Ini disebut polimorfisme karena sebuah variabel tungal dalam program dapat memegang berbagai jenis objek yang berbeda selagi program berjalan, dan teks program yang sama dapat memanggil beberapa metode yang berbeda di saat yang berbeda dalam pemanggilan yang sama. Hal ini berlawanan dengan bahasa fungsional yang mencapai polimorfisme melalui penggunaan fungsi kelas-pertama.
  • Dengan menggunakan OOP maka dalam melakukan pemecahan suatu masalah kita tidak melihat bagaimana cara menyelesaikan suatu masalah tersebut (terstruktur) tetapi objek-objek apa yang dapat melakukan pemecahan masalah tersebut. Sebagai contoh anggap kita memiliki sebuah departemen yang memiliki manager, sekretaris, petugas administrasi data dan lainnya. Misal manager tersebut ingin memperoleh data dari bag administrasi maka manager tersebut tidak harus mengambilnya langsung tetapi dapat menyuruh petugas bag administrasi untuk mengambilnya. Pada kasus tersebut seorang manager tidak harus mengetahui bagaimana cara mengambil data tersebut tetapi manager bisa mendapatkan data tersebut melalui objek petugas adminiistrasi. Jadi untuk menyelesaikan suatu masalah dengan kolaborasi antar objek-objek yang ada karena setiap objek memiliki deskripsi tugasnya sendiri.

OBJECT ORIENTED PROGRAMING

Posted by : kagome_fitri 0 Comments

Sekarang kita coba aplikasi sederhana pada android, yaitu “Hello World”
1. Setting SDK di eclipse.
SDK nya bisa di download di sini. Untuk menyetting di eclipse. Pilih Window-Preferences-Android-Android Location. Browse file SDK anda.
2. Buat AVD (Android Virtual Device) di eclipse.
a. Pilih Window > Android SDK and AVD Manager.
b. Lalu pilih Virtual Devices, New.
c. Create New AVD.
d. Masukkan Nama AVD anda, misal my_avd.
e. Target. Pilih yang tersedia, misal android 2.0.1
3. Buat Android Project

Membuat “Hello World” di Android Menggunakan Eclipse

Posted by : kagome_fitri 0 Comments

Membuat Project :


Setelah itu langkah yang harus dilakukan adalah :
1.       Membuat Classbank

2.       Membuat Classnasabah

3.       Membuat Class budi sebagai turunan dari kelas nasabah

4.       Hasil run

Setelah itu kita akan mencoba memodifikasi class bank dengan melakukan overloading constructor.
Melakukan modifikasi pada class nasabah.

Modifikasi pada class budi.

Hasil run

Lalu memodifikasi menggunakan construktor lain untuk membuat objek pada class bank yang ada di class nasabah.

Hasil run











LAB ACTIVITY

Posted by : kagome_fitri 0 Comments



Pengolahan citra merupakan proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer .
Operasi-operasi pada pengolahan citra secara umum dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
  1. Perbaikan kualitas citra (image enhancement)
  2. Pemugaran citra (image restoration)
  3. Pemampatan citra (image compression)
  4. Segmentasi citra (image segmentation)
  5. Analisa citra (image analysis)
  6. Rekonstruksi citra (image recronstruction)
Dari keenam operasi pengolahan citra , yang akan dibahas lebih lanjut yaitu mengenai PERBAIKAN KUALITAS CITRA .
A.    Pengertian Perbaikan Kualitas Citra
Perbaikan kualitas citra merupakan proses penajaman fitur tertentu dari suatu citra atau proses memperbaiki kualitas citra dengan memanipulasi parameter-parameter citra
B.     Konsep Perbaikan Kualitas Citra
Operasi perbaikan citra :
•Perbaikan kontras gelap/terang
•Perbaikan tepian objek (edge enhancement)
•Penajaman (sharpening)
•Pemberian warna semu(pseudocoloring)
•Penapisan derau (noise filtering)
Ada dua metode yang digunakan sebagai dasar perbaikan kualitas citra
a.     Metode yang bekerja pada domain spasial
1.      Point Processing
Cara ini merupakan cara termudah , proses yang dilakukan hanya melibatkan satu pixel saja , salah satu contohnya yaitu histogram . Histogram merupakan diagram yang menunjukkan distribusi kemunculan level keabuan suatu citra .
Beberapa jenis perbaikan kualitas citra dengan point processing yaitu :
·         Image Negative
Hasilnya mirip dengan negatif film (klise)
·         Contrast Stretching
Proses ini bertujuan untuk mengatasi kekurangan cahaya (gelap) atau sebaliknya kelebihan cahaya (terang) pada saat pengambilan citra . Caranya dengan memperluas sebaran nilai keabuan pixel . Mengubah kontras dari suatu image dengan cara mengubah greylevel pixel-pixel pada citra menurut fungsi s = T(r) tertentu
r1 ≤ r2, s1 ≤ s2
r1 = r2, s1 = s2  tidak ada perubahan
r1 = r2, s1 = 0, s2 = 255  tresholding menjadi citra biner dengan ambang r1
Citra masukan yang grey level nya tidak penuh dari 0 – 255 (low constrast) diubah menjadi citra yang grey level nya berkisar dari 0 – 255 (high contrast)
·         Histogram Equalization
Pada histogram equalization terdapat dua jenis yaitu :
a.       Pemrosesan histogram yang dilakukan secara global
Mengubah pemetaan greylevel agar kontrasnya lebih menyebar pada kisaran 0-255
b.      Pemrosesan histogram yang dilakukan secara lokal
Biasa juga disebut Specification Histogram yaitu histogram equalization yang dilakukan pada area atau bagian tertentu saja .
·         Image Subtracting
Dilakukan jika kita ingin mengambil bagian tertentu saja dari citra
·         Image Averaging
Dilakukan jika beberapa citra yang bergambar sama , namun semua citra memiliki noise . Noise satu citra berbeda dengan citra lainnya (tidak berkorelasi) . Cara memperbaikinya adalah melakukan operasi rata-rata terhadap semua citra tersebut
2.      Mask Processing
Jika pada point processing hanya dilakukan operasi terhadap masing-masing pixel , mka pada mask processing dilakukan operasi terhadap suatu jendela ketetanggaan pada citra . Kemudian menerapkan suatu mask terhadap jendela tersebut . Mask sering disebut filter . Perbedaan dengan point processing yaitu pada point processing , nilai suatu pixel tidak dipengaruhi oleh nilai tetangganya
b.    Metode yang bekerja pada domain frekuensi
C.     Contoh :


Sebelum
Citra Lena yang terlalu gelap Histogram
(kontras rendah)



 Sesudah

Citra Lena yang bagus (normal) Histogram
(kontras bagus)

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

Posted by : kagome_fitri 5 Comments


 Untuk mempermudah instlasi, copykan semua file dan folder dari cd ke directory dalam drive hardisk anda.
 Urutan instlasi dianjurkan sesuai urutannya
o Install Java
o Install Eclipse
o Install Android SDK
o Install ADT di eclipse.
o Buku source code project buku

Instlasi Java
Apabila java software devlopment kit belum ada dalam komputer yang akan anda gunakan, anda dianjurkan untuk instlasi java dengan cara mengklick file instlasi java.

Destination folder

Instlasi Eclipse.
Ketika instlasi eclipse dan adt dianjurkan anda dalam keadaan offline (tidak sedang koneksi dengan internet).
Tentukan eclipse yang mau anda install (windows 32 bit or windows 64 bit).

Eclipse sebenarnya bukan dilakukan instlasi tetapi hanya ekstrack file
Ekstrack file eclipse ke folder dimana anda mau letakkan file eclipse (untuk standard anda dapat melakukan ekstrak di c:\Program files\ untuk windows atau /home/user1/Documents/ untuk linux)

Jika anda menggunakan linux ubuntu,, eclipse merupakan packet software yang otomatis bisa anda install dengan perintah sudo apt-get install eclipse (tentunya set reposotory anda akif).
Untuk membuka eclipse, anda dapat masuk ke directory tempat eclipse di ekstrac,

Double click file eclipse.exe

Instlasi Android SDK.
Ekstrak file android Android SDK.rarke directory dimana anda mau letakkan file android skd
(standard)
Windows - c:\program files\Android SDK (sebelum ekstract anda harus buat directory Android SDK dulu)
Linux -- /home/user1/Documents/Android SDK
Instlasi ADT
Ekstrack file ADT-8.0.1.zip sehingga terbentuk directory ADT-8.0.1
Buka eclipse setelah itu pilih Help- software updateAdd site  pilih local browse direcoty ADTCentang/checlicknext untuk instlasi.






Menghubungkan Android SDK dengan Eclipse
Buka eclipse—pilih preference—pilih pilahan android pada path browse ke direcoty tempat penyimpanan Android SDKkemudian Applay  sehingga muncul 4 platform yaitu platform android 2.3 dan platform android 2.2.

Gambar berisi semua platform android dari versi lama sampai dengan versi terbaru, cd hanya berisi platform android 2.2 dan 2.3,, karena platform itulah yang terbaru dan paling stabil..
Membuat AVD
Buka Eclipse,, click icon Android SDK and AVD Manager

Atau menu windows – Android SDK and AVD Manager



Click new untuk membuat AVD sebanyak 4 buah yaitu :
 Platform android 2.3
 Plafform Google’s Api’9
 Platform android 2.3
 Plafform Google’s Api’9



Sekarang anda sudah siap coding android, selanjutnya copykan source code yang dibahas pada buku ini ke direcoty document anda, dan ikut cara membuka pada bagian berikut.

Menggunakan Sour code project
Dalam menggunakan source code code project anda dapat lakukan dengan langkah berikut
-Eclipse- File New -- Project – Android Project – create project from existing source – kemudian pada location browse folder latihan kita. Anda hanya dapat melakukannya secara bergantian untuk project-project yang lain.




Sebenarnya anda dapat melakukannya sekaligus dengan teknik import, tetapi dengan teknik ini ada beberapa file source code project kita dengan nama apk yang sama tidak bisa sekaligus di import.

Click kanan project – run as – android application



Cara instalasi Eclipse di Windows

Posted by : kagome_fitri 1 Comment
Konsep Keamanan Data


Keamanan sebuah informasi merupakan suatu hal yang juga harus diperhatikan, karena jika sebuah informasi dapat di access oleh orang yang tidak berhak atau tidak bertanggung jawab, maka keakuratan informasi tersebut akan diragukan, bahkan akan menjadi sebuah informasi yang menyesatkan.
Sistem keamanan informasi (information security) memiliki empat tujuan yang sangat mendasar, yaitu :
- Availability
Menjamin pengguna yang valid selalu bisa mengakses informasi dan sumberdaya miliknya sendiri. Untuk memastikan bahwa orang-orang yang memang berhak tidak ditolak untuk mengakses informasi yang memang menjadi haknya.
- Confidentiality
Menjamin informasi yang dikirim tersebut tidak dapat dibuka dan tidak dapat diketahui orang yang tidak berhak. Sehingga upaya orang-orang yang ingin mencuri informasi tersebut akan sia-sia.
- Integrity
Menjamin konsistensi dan menjamin data tersebut sesuai dengan aslinya. Sehingga upaya orang-orang yang berusaha merubah data itu akan ketahuan dan percuma.
- Legitimate Use
Menjamin kepastian bahwa sumberdaya tidak dapat digunakan oleh orang yang tidak berhak.
Virtual Private Network ( VPN )


VPN (Virtual Private Network) adalah suatu jaringan komunikasi yang dimiliki secara pribadi oleh suatu perusahaan/organisasi yang masih menggunakan medium internet untuk menghubungkan antara suatu lokasi ke lokasi yang lain secara aman.
Fig 1. Contoh scope diagram VPN
Bagaimana VPN bekerja dan apa kelebihannya?
Untuk komunikasi yang cepat selalunya VPN akan menggunakan ‘dedicated leased line’ dalam rangkainnya antar lokasi. Dan sebagai backup VPN yang kami akan sewa ini akan menggunakan ISDN. Konsep kerja VPN hampir sama dengan konsep jaringan lainnya, yang membedakan hanyalah ia digunakan untuk/pada kalangan tertentu saja (private).
sebagai contoh perusahaan DIVA Advertising memiliki beberapa cabang tersebar di beberapa propinsi di Indonesia, dan pihak manajemen ingin semua lokasi cabang terhubung dengan menggunakan jaringan komunikasi yang sama, cepat, dan aman untuk memudahkan perhubungan bisnis/kerjanya. Jadi, hanya staf-staf DIVA advertising saja yang bisa menggunakan jaringan VPN yang telah didaftarkan tersebut, dan hanya bisa pada lokasi-lokasi yang telah ditentukan saja (berdasarkan IP).
Struktur rangkaian pada VPN
Secara sederhana VPN hanya memerlukan jaringan yang sudah didaftarkan kepada provider, sebuah router khusus VPN, dan perangkat komputer (laptop/PC). Dan pada projek ini kami akan menggunakancisco 3825 & 2811
Dibawah ini adalah contoh struktur jaringan sederhana dari VPN
Fig 2. Contoh Struktur jaringan sederhana dari VPN, bisa diberikan firewall setelah router dan sebelum PC

Task 6

Posted by : kagome_fitri 0 Comments

Ketika akan membangun suatu jaringan LAN di butuhkan permodelan untuk menentukan bentuk jaringan, di sini membahas bagaimana membangun jaringan dengan model jaringan hirarki.
Mengapa menggunakan jaringan hirarki?
Model jaringan hirarki ini di pilih untuk mendisain suatu jaringan LAN karena mudah untuk di gunakan, mengolah dan memperluas suatu jaringan LAN sehingga dapat mempermudah pembentukan jaringan tersebut.
 Bagaimana bentuk model jaringan hirarki?
Pada model ini membagi menjadi 3 lapisan atau layer menjadi diskrit sesuai dengan fungsinya
masing-masing.

Tiga lapisan tersebut adalah seperti gambar di bawah ini.

  1. Access layer
    Lapisan yang langsung berkomunikasi atau terhubung dengan perangkat akhir, seperti PC, printer, telepon
  2. Distribution Layer
    Lapisan yang di gunakan untuk menghubungkan Access layer ke core layer yang berfungsi untuk mengendalikan lalu lintas jaringan.
  3. Core layer
    Lapisan inti dari model hirarki jaringan, biasanya di gunakan untuk menghubungkan jaringan ke internet.

Model jaringan hirarki

Posted by : kagome_fitri 0 Comments

Vlsm adalah pengembangan mekanisme subneting, dimana dalam vlsm dilakukan peningkatan dari kelemahan subneting klasik, yang mana dalam clasik subneting, subnet zeroes, dan subnet- ones tidak bisa digunakan. selain itu, dalam subnet classic, lokasi nomor IP tidak efisien.
Jika proses subnetting yang menghasilkan beberapa subjaringan dengan jumlah host yang sama telah dilakukan, maka ada kemungkinan di dalam segmen-segmen jaringan tersebut memiliki alamat-alamat yang tidak digunakan atau membutuhkan lebih banyak alamat. Karena itulah, dalam kasus ini proses subnetting harus dilakukan berdasarkan segmen jaringan yang dibutuhkan oleh jumlah host terbanyak. Untuk memaksimalkan penggunaan ruangan alamat yang tetap, subnetting pun diaplikasikan secara rekursif untuk membentuk beberapa subjaringan dengan ukuran bervariasi, yang diturunkan dari network identifier yang sama. Teknik subnetting seperti ini disebut juga variable-length subnetting. Subjaringan-subjaringan yang dibuat dengan teknik ini menggunakan subnet mask yang disebut sebagai Variable-length Subnet Mask (VLSM).
Karena semua subnet diturunkan dari network identifier yang sama, jika subnet-subnet tersebut berurutan (kontigu subnet yang berada dalam network identifier yang sama yang dapat saling berhubungan satu sama lainnya), rute yang ditujukan ke subnet-subnet tersebut dapat diringkas dengan menyingkat network identifier yang asli.
Teknik variable-length subnetting harus dilakukan secara hati-hati sehingga subnet yang dibentuk pun unik, dan dengan menggunakan subnet mask tersebut dapat dibedakan dengan subnet lainnya, meski berada dalam network identifer asli yang sama. Kehati-hatian tersebut melibatkan analisis yang lebih terhadap segmen-segmen jaringan yang akan menentukan berapa banyak segmen yang akan dibuat dan berapa banyak jumlah host dalam setiap segmennya.
Dengan menggunakan variable-length subnetting, teknik subnetting dapat dilakukan secara rekursif: network identifier yang sebelumnya telah di-subnet-kan, di-subnet-kan kembali. Ketika melakukannya, bit-bit network identifier tersebut harus bersifat tetap dan subnetting pun dilakukan dengan mengambil sisa dari bit-bit host.
Tentu saja, teknik ini pun membutuhkan protokol routing baru. Protokol-protokol routing yang mendukung variable-length subnetting adalah Routing Information Protocol (RIP) versi 2 (RIPv2), Open Shortest Path First (OSPF), dan Border Gateway Protocol (BGP versi 4 (BGPv4). Protokol RIP versi 1 yang lama, tidak mendukungya, sehingga jika ada sebuah router yang hanya mendukung protokol tersebut, maka router tersebut tidak dapat melakukan routing terhadap subnet yang dibagi dengan menggunakan teknik variable-length subnet mask.
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask. Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan networknya dapat memenuhi persyaratan :
1.    Routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2),
2.   Semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus  mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi.
Penerapan VLSM
Contoh 1:
130.20.0.0/20
Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR, maka
didapat
11111111.11111111.11110000.00000000 = /20
Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah4 maka
Jumlah subnet = (2x) = 24 = 16
Maka blok tiap subnetnya adalah :
Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20
Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20
Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20
Dst… sampai dengan
Blok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20
Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian :
- Kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai16 diambil dari hasil
perhitungan
subnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 = 16
- Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kita gunakan /24, maka didapat 130.20.32.0/24 kemudian diperbanyak menjadi 16 blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu :
Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24
Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24
Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24
Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24
Dst… sampai dengan
Blok subnet VLSM 1-16 = = 130.20.47/24
- Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu
130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktat ke 4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi8 blok kelipatan dari 32 sehingga didapat :
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27
Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27
Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27
Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27
Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27
Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27
Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27
Contoh 2:
Diberikan Class C network 204.24.93.0/24, ingin di subnet dengan kebutuhan berdasarkan jumlah host: netA=14 hosts, netB=28 hosts, netC=2 hosts, netD=7 hosts, netE=28 hosts. Secara keseluruhan terlihat untuk melakukan hal tersebut di butuhkan 5 bit host(2^5-2=30 hosts) dan 27 bit net, sehingga:
netA (14 hosts): 204.24.93.0/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 16 hosts
netB (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.64/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 28 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.96/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 23 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.128/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
Dengan demikian terlihat adanya ip address yang tidak terpakai dalam jumlah yang cukup besar. Hal ini mungkin tidak akan menjadi masalah pada ip private akan tetapi jika ini di alokasikan pada ip public(seperti contoh ini) maka terjadi pemborosan dalam pengalokasian ip public tersebut.
Untuk mengatasi hal ini (efisiensi) dapat digunakan metoda VLSM, yaitu dengan cara sebagai berikut:
1.    Buat urutan berdasarkan penggunaan jumlah host terbanyak (14,28,2,7,28 menjadi 28,28,14,7,2).
2.    Tentukan blok subnet berdasarkan kebutuhan host:
28 hosts + 1 network + 1 broadcast = 30 –> menjadi 32 ip ( /27 )
14 hosts + 1 network + 1 broadcast = 16 –> menjadi 16 ip ( /28 )
7 hosts + 1 network + 1 broadcast = 9 –> menjadi 16 ip ( /28 )
2 hosts + 1 network + 1 broadcast = 4 –> menjadi 4 ip ( /30 )
Sehingga blok subnet-nya menjadi:
netB (28 hosts): 204.24.93.0/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netE (28 hosts): 204.24.93.32/27 => ada 30 hosts; tidak terpakai 2 hosts
netA (14 hosts): 204.24.93.64/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 0 hosts
netD ( 7 hosts): 204.24.93.80/28 => ada 14 hosts; tidak terpakai 7 hosts
netC ( 2 hosts): 204.24.93.96/30 => ada 2 hosts; tidak terpakai 0 hosts
Sumber:
http://compnetworking.about.com/od/workingwithipaddresses/a/subnetmask.htm
http://id.wikipedia.org/wiki/Subnet_mask
http://elearning.amikom.ac.id/index.php/download/materi/190302010-DT037-21/Subneting.ppt

VLSM

Posted by : kagome_fitri 0 Comments

- Copyright © Kagome_Aries - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -