Archive for 2016
Bagan alir atau flowchart merupakan alat bantu berbentuk grafik yang
dapat digunakan untuk menunjukan urutan-urutan kegiatan dari sistem informasi
berbasis komputer. Bagan alir ini memperlihatkan urutan proses dalam sistem
dengn menunjukan alat media input, output, serta jenis media penyimpanan dalam
proses pengolahan data (Ladjamudin, 2005:211). Adapun simbol-simbol flowchart sistem yang digunakan dapat
dilihat pada tabel 2.1.
Diagram Alir (Flowchart)
Menurut Wukil Ragil
(2010:17), metode PIECES adalah metode analisis sebagai dasar untuk memperoleh
pokok-pokok permasalahan yang lebih spesifik. Dalam menganalisis sebuah sistem,
biasanya akan dilakukan terhadap beberapa aspek antara lain adalah kinerja,
informasi, ekonomi, keamanan aplikasi, efisiensi dan pelayanan pelanggan.
Analisis ini disebut dengan PIECES Analysis (Performance, Information,
Economy, Control, Eficiency and Service).
Analisis PIECES ini sangat
penting untuk dilakukan sebelum mengembangkan sebuah sistem informasi karena
dalam analisis ini biasanya akan ditemukan beberapa masalah utama maupun masalah
yang bersifat gejala dari masalah utama. Metode ini menggunakan enam variable
evaluasi yaitu :
1.
Performance (kinerja)
Kinerja merupakan variable
pertama dalam metode analisis PIECES. Dimana memiliki peran penting
untuk menilai apakah proses atau prosedur yang ada masih mungkin ditingkatkan
kinerjanya, dan melihat sejauh mana dan seberapa handalkah suatu sistem
informasi dalam berproses untuk menghasilkan tujuan yang diinginkan. Dalam hal
ini kinerja diukur dari:
a.
throughput, yaitu jumlah pekerjaan/output/deliverables yang dapat
dilakukan/ dihasilkan pada saat tertentu.
b.
response time, yaitu waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan serangkaian kegiatan
untuk menghasilkan output/deliverables tertentu.
2.
Information (informasi)
Menilai apakah prosedur yang
ada saat ini masih dapat diperbaiki sehingga kualitas informasi yang dihasilkan
menjadi semakin baik. Informasi yang disajikan haruslah benar–benar mempunyai
nilai yang berguna. Hal ini dapat diukur dengan :
a.
Keluaran (outputs): Suatu sistem dalam memproduksi keluaran.
b.
Masukan (inputs): Dalam memasukkan suatu data sehingga kemudian
diolah untuk menjadi informasi yang berguna.
3.
Economic (ekonomi)
Menilai apakah prosedur
yang ada saat ini masih dapat ditingkatkan manfaatnya (nilai gunanya) atau
diturunkan biaya penyelenggaraannya.
4.
Control (pengendalian)
Menilai apakah prosedur
yang ada saat ini masih dapat ditingkatkan sehingga kualitas pengendalian
menjadi semakin baik, dan kemampuannya untuk mendeteksi kesalahan/ kecurangan
menjadi semakin baik pula.
5.
Efficiency (efisiensi)
Menilai apakah prosedur
yang ada saat ini masih dapat diperbaiki, sehingga tercapai peningkatan
efisiensi operasi, dan harus lebih unggul dari pada sistem manual.
6.
Service (layanan)
Menilai apakah prosedur
yang ada saat ini masih dapat diperbaiki kemampuannya untuk mencapai
peningkatan kualitas layanan. Buatlah kualitas layanan yang sangat user
friendly untuk end – user (pengguna) sehingga pengguna mendapatkan kualitas
layanan yang baik.
Metode Analisis PIECES
Model sekuensial linier sering disebut juga dengan siklus
kehidupan klasik atau model air terjun. Model sekuensial linier melingkupi
aktivitas – aktivitas yang
dapat digambarkan seperti pada
gambar 2.2. berikut:
Pemodelan Sistem
Informasi
|
Gambar
2.2. Model Sekuensial
Linier ( Pressman :2002:37 )
1.
Rekayasa dan pemodelan sistem atau informasi
Karena sistem merupakan bagian dari sebuah sistem yang lebih besar, kerja
dimulai dengan membangun syarat dari semua elemen sistem dan mengalokasikan
beberapa subset dari kebutuhan ke software tersebut. Pandangan sistem ini
penting ketika software harus berhubungan dengan elemen-elemen yang lain
seperti software, manusia, dan database. Rekayasa dan analisis sistem
menyangkut pengumpulan kebutuhan pada tingkat sistem dengan sejumlah kecil
analisis serta disain tingkat puncak. Rekayasa informasi mancakup juga
pengumpulan kebutuhan pada tingkat bisnis strategis dan tingkat area bisnis.
2.
Analisis kebutuhan Software
Proses pengumpulan kebutuhan diintensifkan dan difokuskan, khususnya pada
software. Untuk memahami sifat program yang dibangun, analis harus memahami
domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja, dan interface yang diperlukan.
Kebutuhan baik untuk sistem maupun software didokumentasikan dan dilihat lagi
dengan pelanggan.
3.
Desain
Desain software sebenarnya adalah proses multi langkah yang berfokus pada
empat atribut sebuah program yang berbeda; struktur data, arsitektur software,
representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Proses desain
menterjemahkan syarat atau kebutuhan ke dalam sebuah representasi software yang
dapat diperkirakan demi kualitas sebelum dimulai pemunculan kode. Sebagaimana
persyaratan, desain didokumentasikan dan menjadi bagian dari konfigurasi
software.
4.
Generasi Kode
Desain harus diterjemahkan ke dalam bentuk mesin yang bisa dibaca. Langkah
pembuatan kode melakukan tugas ini. Jika desain dilakukan dengan cara yang
lengkap, pembuatan kode dapat diselesaikan secara mekanis.
5.
Pengujian
Sekali program dibuat, pengujian program dimulai. Proses pengujian
berfokus pada logika internal software, memastikan bahwa semua pernyataan sudah
diuji, dan pada eksternal fungsional, yaitu mengarahkan pengujian untuk menemukan
kesalahan – kesalahan dan memastikan bahwa input yang dibatasi akan memberikan
hasil aktual yang sesuai dengan hasil yang dibutuhkan.
6.
Pemeliharaan
Software akan mengalami perubahan setelah disampaikan kepada pelanggan (perkecualian
yang mungkin adalah software yang dilekatkan). Perubahan akan terjadi karena
kesalahan – kesalahan ditentukan, karena software harus disesuaikan untuk
mengakomodasi perubahan – perubahan di dalam lingkungan eksternalnya (contohnya
perubahan yang dibutuhkan sebagai akibat dari perangkat peripheral atau sistem
operasi yang baru) atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional
atau unjuk kerja. Pemeliharaan software mengaplikasikan lagi setiap fase
program sebelumnya dan tidak membuat yang baru lagi.